Xavi Hernandez ternyata masih Sakit Hati dengan Kekalahan telak Barcelona atas Real Madrid musim ini

Ditengah meriahnya perhelatan akbar EURO 2012, Xavi ternyata masih selalu membuat pernyataan yang menyerang Real Madrid seolah masih tidak bisa menerima kekalahan Barcelona pada musim ini. Pernyataan-pernyataannya itu seperti menggambarkan seorang yang masih sakit hati dan tidak terima Real Madrid sebagai juara liga dengan torehan rekor-rekor baru yang paling menonjol dan terbaik di Liga Domestik bahkan merupakan pencapaian juara liga terbaik di antara Juara Liga Eropa lainnya semenjak ditangani Jose Mourinho.

Di saat timnas Spanyol tengah bersiap mempertahankan gelar prestisius Benua Biru itu, Xavi justru mengancam keharmonisan La Furia Roja. Gelandang timnas Spanyol ini mengkritik sang rival di La Liga, Real Madrid, tak memiliki rasa hormat kepada Barcelona. Serangan Xavi ini tentu dapat melukai rekan-rekannya di timnas Spanyol yang membawa bendera Madrid macam Iker Casillas dan Xabi Alonso.

Pernyataan Xavi bukan hanya menyerang Real Madrid, Mourinho pun kemudian jadi sasaran berikutnya. Dengan torehan prestasinya, Jose Mourinho disebut-sebut sebagai salah satu pelatih terbaik yang pernah ada. Tapi Xavi Hernandez malah meyakini Mou tak akan tercatat dalam sejarah sepakbola.

Sepanjang kariernya, Mourinho sudah mengoleksi tujuh titel liga bersama Porto, Chelsea dan Inter Milan. Porto bahkan dibawanya menjuarai Liga Champions 2003-04 sementara Inter sukses merebut treble gelar pada dua tahun lalu.

Berkat keberhasilannya bersama Nerazzurri, Mourinho telah sejajar dengan dua pelatih legendaris lain; Ernst Happel dan Ottmar Hitzfeld, yang mampu menjuarai Liga Champions dengan dua klub yang berbeda.

Mourinho kini bernafsu untuk mencatat sejarahnya sendiri dengan membawa timnya, Real Madrid, menjuarai Eropa untuk kali kesepuluh di masa depan.

Meski sudah meraih banyak prestasi, Mourinho kerap memperagakan sepakbola pragmatis dan cenderung mementingkan hasil akhir. Jadi dengan alasan pendapatnya sendiri inilah, Xavi menilai Mourinho tidak selevel dengan Josep Guardiola, yang menerapkan filosofi sepakbola klub sehingga tercipta permainan atraktif. Walaupun faktanya Guardiola hanya berjaya di 1 klub Barcelona semata dan masih jauh levelnya dengan Jose Mourinho yang sudah membawa klub-klub yang ditanganinya menjadi juara di berbagai liga terbaik Eropa di negara berbeda. Apalagi musim ini Mourinho mampu menghancurkan dominasi Barcelona secara telak sesuai janjinya.

"Mourinho tidak akan masuk di dalam sejarah sepakbola," sahut Xavi kepada Reserved Area di Canal + seperti dikutip Soccernet. "Bagiku, Guardiola adalah yang terbaik dan selalu menjadi yang terbaik selama empat tahun dia melatih."

"Dia telah merevolusi sepakbola. Chelsea memenangi Liga Champions tahun ini tapi Barcelona tetap menjadi patokan untuk sepakbola dunia."

Dengan pernyataan-pernyataan inilah maka jelas Xavi masih menyimpan kekecewaan, sakit hati, tak terima klub Barcelona berada dibawah bayang-bayang Real Madrid yang sekarang menjadi klub terbaik di dunia abad ke-20 dan masih terbaik diabad ke-21. Kadang-kadang pendapat orang yang sakit hati dan tergoncang tidak bisa lagi untk berpikir jernih dan mengesampingkan fakta sebenarnya.