Ballon d'Or 2010
Jika saja sistem voting untuk pemilihan pemenang
Ballon d'Or tak berubah di antara tahun 2009 dan 2010, maka trofi prestisius itu sejatinya akan jatuh ke tangan
Wesley Sneijder dan bukannya
Lionel Messi. Dengan perubahan dari FIFA itu, ternyata hanya memuluskan jalan Messi unuk meraihnya meski sistem voting yang lama justru tak memilih dirinya.
Jika dilihat dari hasil pemilihan dengan sistem yang lama dan baru, maka
akan terlihat kesenjangan antara keduanya. Para pelaku media
menempatkan
Messi di posisi keempat dengan rasio 4,38 suara, jauh di bawah
Sneijder (7,70),
Andres Iniesta (7,53) dan
Xavi (5,96).
Bandingkan dengan pilihan para pelatih yang menempatkan
Messi (9,72) di atas
Iniesta (5,39) dan
Xavi (5,34). Sementara para kapten memilih
Messi (8,55) mengungguli
Xavi (5,17) dan
Iniesta (4,44).
Hasil
itu menunjukkan perbedaan, di mana para awak media selalu menghargai
rekor seorang pemain dan juga pengaruhnya pada permainan, sebagaimana
mereka memilih
Mathias Sammer (1996),
Pavel Nedved (2003) atau
Fabio Canavaro (2006), dan bukannya faktor kebintangan mereka.
Lalu kenapa justru Messi yg hanya mengangkat tropy LaLiga menjadi pemenangnya, inilah yang menjadi pertanyaan besar di FIFA karena sangat jauh jika kita bandingkan Trible dan Final Piala Dunia yg diraih Snieder. Messipun jelas kalah jika dibandingkan dengan pencapaian Iniesta dan Xavi dengan tambahan Tropy Piala Dunianya.
Inilah yang menyebabkan Ballon d'Or 2010 dinilai paling kontroversial karena fakta sudah berbicara secara terbuka dan pengamat serta pemain bola duniapun sangat heran jika ternyata Messi yang mendapatkannya, bahkan mereka sepakat Ballon d'Or 2010 itu harusnya menjadi milik Snieder.
Ballon d'Or 2012
Pemberian FIFA "Ballon d'Or" tahun 2012 ini agaknya perlu dikaji
kembali, mengingat Lionel Messi hanya menyumbangkan satu gelar untuk
klubnya Barcelona, yaitu trofi Piala Raja Spanyol. Sisanya, di dua
kompetisi lain yang diikutinya bersama Barcelona Messi gagal
mempersembahkan hasil terbaik.
Bahkan, Messi gagal membawa
Barcelona memenangi Piala Super Spanyol yang pada tahun 2012 kembali
menjadi dua laga derby 'El Clasico', mempertemukan klub Catalan itu
dengan rival abadi mereka Real Madrid.
Barcelona kalah akibat
catatan gol tandang Madrid yang berhasil mencetak dua gol saat di laga
pertama kalah 3-2 di Nou Camp, kemudian berhasil memenangi laga kedua
dengan skor 2-1. Dua gol yang dicetak Madrid di pertemuan pertama
memberi keunggulan dan membuat mereka sebagai juara, karena Barcelona
hanya bisa mencetak satu gol di Santiago Bernabeu.
Secara
personal, Messi memang berhasil memecahkan rekor 40 tahun milik Gerd
Muller dalam hal mencetak gol selama 365 hari sepanjang tahun. Ia
mencetak 91 gol sepanjang tahun 2012 untuk melampaui rekor 85 gol yang
diciptakan Gerd Muller pada tahun 1972.
Penghargaan FIFA "Ballon
d'Or" 2012 kali ini memang menasbihkannya sebagai pemain dengan rekor
penerima terbanyak yaitu empat kali.
Messi juga menyamai catatan
mantan bintang Perancis sekaligus Presiden UEFA saat ini, Michel Platini
sebagai pemain yang memenangi "Ballon d'Or" tiga kali secara
berturut-turut, sementara legendaris Belanda Johan Cruyff dan Marco Van
Basten juga telah memperoleh penghargaan tersebut sebanyak tiga kali
meski tidak berurutan.
Meski demikian, prestasi bersama tim
seharusnya menjadi pertimbangan yang tak bisa dihilangkan begitu saja
dalam penentuan pemain terbaik.
Beberapa calon lain jelas
memiliki prestasi sebagai bagian dari sebuah tim sepak bola. Sebutlah
rekan Messi di Barcelona, Andres Iniesta, yang selain ikut berhasil
membawa Barcelona memenangi Piala Raja dengan mengalahkan Athletico
Bilbao 3-0 di partai final ia juga sukses membantu tim nasional Spanyol
mempertahankan gelar Juara Eropa di Ukraina-Polandia Juli silam dengan
mengalahkan Italia.
Andres Iniesta, yang kali ini hanya menempati
peringkat tiga dalam pemilihan FIFA "Ballon d'Or", bahkan menjadi
pemain terbaik dalam pertandingan final Piala Eropa yang berakhir dengan
skor 4-0 untuk Spanyol.
Pemain lain yang sempat disebut-sebut
sebagai salah satu calon kuat pemenang FIFA "Ballon d'Or" adalah Andrea
Pirlo. Gelandang kreatif tim nasional Italia ini memiliki catatan unik
tersendiri sepanjang tahun 2012.
Ia memang hanya berhasil membawa
rekan-rekan negaranya mencapai final Piala Eropa untuk kemudian
dikalahkan Spanyol. Namun, prestasi lain Pirlo adalah membawa Juventus
menjuarai Serie A Italia, dengan rekor tak terkalahkan sepanjang musim.
Selain itu, ia mengukir prestasi itu semua di umur yang tidak lagi muda,
yaitu 33 tahun.
Tentu tidak akan lengkap membicarakan Messi
tanpa membicarakan rival satu generasinya, yaitu penyerang Real Madrid
asal Portugal, Cristiano Ronaldo.
Ronaldo, sudah lebih dulu
mencicipi trofi "Ballon d'Or" yang kala itu belum disatukan dengan
penghargaan pemain terbaik FIFA, pada tahun 2008. Di tahun yang sama,
Ronaldo juga membawa pulang penghargaan Pemain Terbaik FIFA.
Tahun
2012 menjadi tahun yang cukup baik bagi Ronaldo, mengingat ia
setidaknya membawa timnya Real Madrid menjuarai La Liga setelah tiga
tahun didominasi oleh Josep "Pep" Guardiola bersama Barcelonanya.
Selain
itu, ia juga sukses mengantar timnya memenangi Piala Super Spanyol
dengan keunggulan gol tandang atas Messi dan kawan-kawan. Ketertinggalan
Ronaldo dari Messi di tahun 2012 hanyalah jumlah gol, ia hanya mencetak
60 gol.
Terkait dengan pantas tidaknya Messi mendapatkan FIFA
"Ballon d'Or" 2012, agaknya perlu disimak sambutannya saat menerima
trofi tersebut. Messi mengatakan bahwa target utamanya adalah memenangi
semua kompetisi yang ia ikuti bersama Barcelona.
"Sungguh
menyenangkan bisa memecahkan rekor apa pun itu, namun yang terpenting
adalah memenangi pertandingan bersama tim. Target utamaku adalah
memenangi trofi La Liga, Piala Raja dan Liga Champions, bersama tim dan
itu jauh lebih penting daripada rekor pribadi," kata pemain kelahiran
Rosario, Argentina 25 tahun silam itu dalam sambutannya.
Namun
kenyataan menunjukkan bahwa tahun 2012 bukanlah tahun di mana Messi
berhasil membawa Barcelona memenangi semua kompetisi.
Lantas,
FIFA seolah memberikan label terbaik kepada seorang pemain yang bahkan
tak bisa memenuhi target individualnya sendiri. Apakah ini menunjukkan
kriteria penilaian pemain terbaik menjadi berkurang, "hanya" dengan
mematahkan rekor gol terbanyak milik Muller dan sebuah trofi Piala Raja
maka seorang pesepakbola berhak mendapat FIFA "Ballon d'Or".
Catatan pemenang masa lalu
Pemenang
masa lalu untuk pemain terbaik FIFA dan "Ballon d'Or" (baru disatukan
menjadi FIFA "Ballon d'Or" sejak tahun 2010) tidak hanya menorehkan
catatan prestasi sebagai seorang pesepakbola, namun juga bagian dari
tim.
Tengok Kaka misalnya, ia menerima penghargaan sebagai pemain
terbaik FIFA dan "Ballon d'Or" tahun 2007 setelah memenangi Liga
Champions dan Piala Dunia Antarklub bersama AC Milan di tahun yang sama.
Kemudian, Ronaldo pesepakbola Brazil yang sukses membawa tim
nasionalnya memenangi Piala Dunia, serta mengantarkan klubnya Real
Madrid memperoleh gelar juara La Liga, Liga Champions serta Piala
Interkontinental (sebelum berformat Piala Dunia Antarklub) di tahun 2012
untuk kemudian berhak mendapatkan gelar pemain terbaik dunia FIFA dan
"Ballon d'Or".
Bahkan Messi sendiri ketika meraih "Ballon d'Or"
dan penghargaan Pemain Terbaik FIFA 2009 dengan prestasi sebagai bagian
penting dari sebuah tim yang memenangkan lima trofi dari keikutsertaan
di lima kompetisi dalam satu tahun yaitu La Liga, Liga Champions, Piala
Raja, Piala Super Spanyol dan Piala Dunia Antarklub.
Tahun 2012
terjadi penurunan dalam perolehan gelar bersama timnya, Barcelona hanya
mampu mencapai semifinal Liga Champions dan gagal memenangi La Liga.
Yang
juga perlu diingat, prestasi Messi di tahun 2012 adalah prestasi secara
individual yaitu pemecahan rekor gol terbanyak sepanjang tahun (yang
masih belum diakui oleh FIFA akibat ada catatan di liga lain dengan
jumlah lebih banyak) serta bagian dari tim pemenang Piala Raja Spanyol.
Meskipun
catatan Messi bersama Argentina juga tidak mengesankan, namun untuk
tahun 2012 yang tidak ada kompetisi resmi apa pun setelah ia hanya bisa
membawa negaranya mencapai perempatfinal di Piala Amerika 2011 setelah
di dua gelaran sebelumnya 2004 dan 2007 menjadi langganan partai final.
Oleh
karena itu, sungguh mencengangkan ketika satu capaian prestasi
individual menggugurkan peranan pesepakbola sebagai bagian tim dalam
kriteria ideal pemain terbaik dunia.
Kalau hanya menghitung
kemampuan individual, jelas Messi unggul di hampir semua lini. Namun,
berbicara dalam konteks sebuah permainan yang melibatkan 22 orang
terbagi dalam dua tim dan berebut bola, secara kemampuan mungkin Messi
bisa menghabisi 11 orang lawan, tapi secara regulasi Messi tak akan
hidup tanpa 10 rekannya.
Sepak bola memang bukan melulu soal
siapa mendapat apa dan bagaimana caranya, selayaknya politik. Tapi
prestasi secara tim mau tidak mau harus menjadi tolok ukur kesuksesan
seorang pesepakbola, terlebih untuk dapat dicap sebagai pemain terbaik
dunia.
Sepak bola permainan secara tim. Apabila seorang pemain
dilabeli sebagai pemain terbaik dunia, maka ia bukan hanya harus pandai
mengolah bola dan mencetak gol, tapi juga berhasil dalam memimpin
rekan-rekan satu timnya memenangi pertandingan untuk meraih gelar juara
setiap kompetisi yang diikuti.
Messi di tahun 2012 tak bisa memenuhi kriteria tersebut, lalu apa masih pantas didapuk sebagai pemain terbaik?
Maka berdasarkan Fakta, Messi Tidak layak untuk Ballon d'Or 2010 dan 2012.